
Buat kamu yang baru pertama kali bangun rumah, satu pertanyaan klasik yang pasti muncul:
“Mending pakai tukang borongan harian atau borongan penuh aja, ya?
“Di lapangan, dua sistem ini sering jadi sumber dilema. Yang satu fleksibel tapi bisa molor, yang satu praktis tapi kadang bikin deg-degan.
Tenang, artikel ini bakal bantu kamu pahami:
- Cara kerja dua sistem tukang ini
- Kapan waktu terbaik pakai masing-masing
- Tips memilih yang paling cocok sesuai kondisi proyek kamu
⚙️ Apa Itu Borongan Harian?
Borongan harian adalah sistem di mana kamu membayar tukang berdasarkan jumlah hari kerja, biasanya tanpa target atau paket pekerjaan tetap.
💵 Contoh tarif:
Rp120.000 – Rp180.000/hari/tukang (bisa beda tergantung kota dan pengalaman)
✅ Kelebihan:
1. Kontrol lebih besar. Kamu bisa memantau langsung kualitas kerja.
2. Fleksibel. Cocok untuk pekerjaan kecil yang butuh banyak revisi.
3. Gampang diganti. Kalau tukangnya nggak cocok, bisa ganti tanpa ribet.
❌ Kekurangan:
1. Berisiko molor. Karena dibayar per hari, ada potensi pekerjaan diperlambat.
2. Boros biaya. Kalau nggak disiplin, biaya bisa membengkak tanpa terasa.
3. Kamu harus aktif. Harus rajin ngecek supaya pekerjaan nggak mandek.
🔨 Apa Itu Borongan Penuh?
Berbeda dengan sistem harian, borongan borong mati adalah sistem paket di mana kamu menyepakati total biaya pekerjaan sejak awal — bisa hanya jasa tukang saja, atau termasuk material.
💵 Contoh tarif:
Rp2,8 juta – Rp4,5 juta/m² (tergantung spesifikasi dan lokasi)
✅ Kelebihan:
1. Biaya dan waktu lebih pasti. Kamu tinggal terima beres sesuai kesepakatan.
2. Minim stres. Nggak perlu urus detail teknis tiap hari.
3. Cocok untuk proyek besar. Ideal untuk bangun rumah dari nol.
❌ Kekurangan:
1. Risiko potong kualitas. Kalau pemborong nggak jujur, bisa mainkan material.
2. Revisi terbatas. Kalau mau ubah desain atau material, bisa kena biaya tambahan.
3. Sulit menilai progres. Kalau kamu awam, susah tahu tukangnya kerja rapi atau asal-asalan.
👷 Contoh Kasus Nyata
Bayangkan kamu ingin bangun dapur belakang ukuran 3×4 meter.
Pakai borongan harian:
Tukang bekerja 12 hari x Rp150.000 = Rp1,8 juta (belum termasuk bahan)
Kalau ternyata molor jadi 16 hari = Rp2,4 juta
Pakai borongan penuh:
Tukang minta Rp3,8 juta all-in (termasuk upah & material). Lebih mahal, tapi kamu tinggal terima jadi.
❗ Kalau kamu rajin mantau dan punya bahan sisa, sistem borongan harian bisa jadi lebih hemat.
Tapi kalau kamu sibuk kerja dan nggak mau ribet, pake sistem borongan penuh lebih nyaman.
🧠 Jadi, Mana yang Lebih Hemat?
Nggak ada jawaban mutlak, semua tergantung kebutuhan Tapi rumus sederhananya kurang lebih seperti ini:
SITUASI | SISTEM YANG COCOK |
---|---|
Proyek kecil, renovasi ringan | Harian |
Proyek besar (bangun rumah full) | Borongan Penuh |
Kamu bisa aktif mengawasi | Harian |
Kamu sibuk / tinggal di luar kota | Borongan Penuh |
Suka revisi di tengah jalan | Harian |
Mau serba praktis & rapi | Borongan Penuh |
📝 Tips Penting Sebelum Memilih
- Kenali skala proyek kamu. Apakah proyek kamu ini termasuk pekerjaan besar atau kecil, ingat! Bangun ulang dapur beda dengan bangun rumah dua lantai.
- Cek portofolio tukang atau pemborong. Jangan asal ambil yang murah, cek dulu hasil kerja sebelum-sebelum nya. Biasanya mereka post di sosial media atau website nya.
- Buat perjanjian tertulis. Ini penting, usahakan membuat perjanjian tertulis dahulu bahakan untuk pekerjaan dengan skala kecil sekalipun, apalagi kalau borong penuh.
- Tanyakan siapa yang beli bahan. Kalau tukang, pastikan kamu tahu detail mengenai spesifikasi bahan, merek & jumlahnya. Kamu pastinya nggak mau kalau misalkan cat dinding bagian luar dikasih cat interior.
- Tentukan deadline dan skema pembayaran. Untuk skema pembayaran yang aman saran saya lebih baik dicicil berdasarkan progres pengerjaannya.
🧱 Penutup: Sistem Boleh Berbeda, Tapi Tujuannya Sama
Banyak pemilik rumah yang awalnya tergoda ambil borongan penuh dengan harga murah, tapi akhirnya kecewa karena hasil asal-asalan. Tapi nggak sedikit juga yang pakai tukang harian tanpa kontrol, akhirnya habis biaya dobel.
Sistem harian atau borongan penuh, dua-duanya sah-sah aja — asalkan kamu tahu risikonya dan memilih dengan bijak. Jangan cuma tergiur harga murah. Tanya pengalaman tukang, cek proyek sebelumnya, dan diskusikan detailnya sejak awal.
➡️ Intinya: lebih hemat bukan soal sistemnya, tapi seberapa siap kamu mengelolanya.
“Kalau kamu baru mau mulai bangun rumah, baca juga: 7 Langkah Awal Membangun Rumah dari Nol”
Masih bingung? boleh kok konsultasi dulu — siapa tahu saya bisa bantu kasih masukan jujur dari sisi lapangan. 😎
Pingback: 7 Langkah Awal Membangun Rumah dari Nol — Panduan Buat Pemula - batakebata.site